A. Karakateristik Berpikir Matematika
Menurut Katagiri (2004) bahwa karakteristik berpikir matematika
dibagi menjadi empat karakteristik yaitu fokus kepada himpunan, berpikir
bergantung pada tiga variabel, pemahaman denitatif dan berpikir matematika
sebagai kekuatan pendorong dibelakang pengatahuan dan keterrampilan.
Karakteristik berpikir matematik ini merupakan cara yang mendasar dalam
memahami jenis berpikir matematika yang ada. Dengan memahami
karakteristik berpikir matematika berarti dia telah memiliki pemahaman
matematik yang kuat.
1. Fokus kepada himpunan
Menurut Lipschutz (1981) bahwa konsep yang paling mendasar di
semua cabang matematika adalah himpunan. Himpunan adalah semua/sesuatu daftar
yang didefinisikan dengan baik berupa kumpulan, atau kelas dari objek. Missal
objek dalam himpunan adalah bilngan, orang, surat, sungai, dll. Objek-objek
tersebut dinamakan elemen atau anggota dari himpunan.
Fokus pada himpunan merupakan suatu sikap dalam berpikir
matematika. Jadi orang yang bersikap fokus pada himpunan, berarti dia telah
berusaha menganalogikan, membatasi dan memenuhi peraturan matematika pada cara
berpikirnya. Jika seseorang tidak fokus pada himpunan/kurang fokus, dapat
dijamin bahwa cara berpikir matematikanya adalah sangat lemah.
2. Berpikir bergantung pada
tiga variabel
Menurut Katagiri (2004) bahwa berpikir matematika itu tidak
bergantung pada masalah atau situasi saja, akan tetapi bergantung pada masalah
(situasi), orang yang terlibat dan strategi. Ketiga komponen tersebut merupakan
variabel yang mutlak dalam berikir matematika. Orang yang cerdas dalam berpikir
matematika bisa dikatakan orang yang paham terhadap masalah (situasi) dan dia
berusaha melibatkan diri pada masalah tersebut dalam situasi yang ada serta
memiliki strategi/ pendekatan yang tepat guna memecahkan masalah.
3. Pemahaman denotatif
(makna sebenarnya)
Menurut Katagiri (2004) bahwa suatu konsep terdiri dari komponen baik konotatif
dan denotatif. Salah satu metode yang menjelaskan konsep
berpikri matematika
adalah metode yang jelas mengekspresikan makna konotatif. Makna
konotatif dalah makna kiasan. Boleh kita menyebutnya sebagai jembatan untuk
memhamai makna sebenarnya.
Menurut kamus bahasa Indonesia (Yandianto, 2001) arti kata
denotatif adalah makna sebenarnya/sesungguhnya. Atau bisa dikatakan makna
secara harfiah murni. Jika dikaitkan dengan berpikir matematika bisa dikatakan
bahwa denotatif itu adalah penerjemahan berdasarkan kesepakatan, definisi,
konsep, aksioma, postulat, teorema dll.
Jadi dalam berpikir matematika, pemahaman denotatif merupakan
hal yang dibenarkan. Untuk pemahaman konotatif hanya sebagai pembantu/jembatan
menuju pemahaman denotatif.
4. Berpikir matematika
adalah kekuatan pendorong di belakang pengetahuan dan keterampilan
Berpikir
Matematika bertindak sebagai kekuatan penuntun yang memunculkan pengetahuan dan
keterampilan, dengan membantu menyadari bahwa pengetahuan yang diperlukan atau
keterampilan itu sangat penting untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Hal
ini juga harus dilihat sebagai kekuatan pendorong di belakang pengetahuan dan
keterampilan. Ada lagi jenis pemikiran matematika yang bertindak sebagai motor
penggerak untuk memunculkan kekuatan jenis berpikir
matematika lainnya
bahkan lebih diperlukan. Hal ini disebut sebagai sikap
matematika.
B. Substansi Berpikir Matematika
Sangat pentik untuk
mencapai pemahaman denotatif sebagai beton berpikir matematika, berdasarkan pemikiran mendasar
yang diuraikan pada karakteristik berpikir matematika. Mari kita daftarkan berbagai
jenis berpikir matematika.
Pertama, berpikir matematika dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu (II) berpikir
matematika
terkait
dengan metode
matematika, (III) berpikir
matematika
terkait
dengan Isi matematika. Selain
itu, tindakan-tindakan berikut sebagai kekuatan pendorong di belakang kategori tersebut adalah (I) sikap
matematika.
Meskipun kebutuhannya berdasarkan kategoritersebut, pertimbangan lebih lanjut seperti yang dijelaskandi bawah ini akan mengungkap fakta bahwa sangat tepat untuk membagi berpikir matematika ke II dan III.
Meskipun kebutuhannya berdasarkan kategoritersebut, pertimbangan lebih lanjut seperti yang dijelaskandi bawah ini akan mengungkap fakta bahwa sangat tepat untuk membagi berpikir matematika ke II dan III.
Berpikir matematika
digunakan dalam kegiatan matematika, dan karena itu erat berhubungan
dengan isi dan metode aritmatika dan matematika. Misalnya, berbagai metode yang berbeda diterapkan
ketika aritmatika atau matematika digunakan untuk melakukan kegiatan belajar matematika, bersama dengan berbagai jenis isi
matematika. Lebih tepatnya bahwa semua metode dan jenis isinya adalah
jenis berpikir matematika.
Hal ini disebabkan bahwa
cara berpikir matematika terdiri dari metode dan jenis isinya
memiliki arti. Mari kita fokus pada jenis isi dan metode matematika seperti
yang kita ketahui dalam berpikir matematika dari kedua sudut. Sebagai alasannya, tiga kategori logis dapat urutkan. Kategori-kategori tersebut menurut Kagiri (2004) adalah sebagai
berikut.
1. Sikap matematika
a. Mencoba untuk memahami masalah sendiri atau
tujuan atau substansi dengan jelas, oleh diri sendiri
b. Mencoba untuk mengambil tindakan logis
c. Mencoba untuk mengekspresikan materi dengan
jelas dan ringkas
d. Mencoba untuk mencari hal yang lebih baik
2. Berpikir matematika
terkait dengan metode matematika
a. Berpikir induktif
b. Berpikir analogis
c. Berpikir deduktif
d. Berpikir integratif
e. Berpikir pengembangan
f. Berpikir abstraktif
g. Berpikir yang sederhana
h. Berpikir yang meluas
i. Berpikir yang
khas
j. Berpikir yang
melambangkan
k. Berpikir yang
mengekspresikan angka, kuantitas dan bentuk (gambaran)
3. Berpikir matematika
terkait dengan isi matematika
a. Memperjelas objek
himpunan
untuk dipertimbangkan dan objek untuk dikeluarkan dari himpunan, serta
mengklarifikasi kondisi untuk dimasukkan (ide himpunan)
b. Fokus pada elemen konstituen (unit) dan ukuran serta
hubungan (Ide unit)
c. Mencoba untuk berpikir berdasarkan
prinsip-prinsip dasar ekspresi (Ide
ekspresi)
ekspresi)
d. Memperjelas dan memperluas makna suatu hal
dan operasi, dan mencoba untuk berpikir berdasarkan ide operasi
e. Mencoba untuk merumuskan metode operasi
(Ide dari
algoritma)
f. Mencoba untuk memahami gambaran besar dari
objek dan operasi, dan menggunakan hasilnya untuk pemahaman (Ide dari pendekatan)
g. Fokus pada aturan dasar dan sifat (Ide dari
sifat dasar)
h. Mencoba untuk fokus pada apa yang
ditentukan oleh keputusan seseorang, menemukan aturanhubungan antara variabel,
dan menggunakan sesuatu/hal yang sama (Berpikir Fungsional)
i. Mencoba untuk mengekspresikan proposisi dan
hubungan sebagai formula, dan untuk mengetahui tujuan (Ide formula)
Sumber:
Katagiri,
Shigeo. (2004). Mathematical Thinking and
How To Teach It. Tokyo: Meijitosyo Publishers (CRICED, University of
Tsukuba)
Lipschutz, Seymour. 1981. Set
Theory and Related Topics. Singapore: McGraw-Hill International Book
Company
Yandianto. (2001) 1981. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit M2S