Sabtu, 18 Januari 2014

Musikalisasi Matematika


Musik.
Satu kata yang mempesona, satu kata ini tidak awam lagi untuk kita tahu. Semua orang mempunyai minat terhadap musik. Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama. http://id.wikipedia.org/wiki/Musik


 Penikmat musik tidak terbatas, dari anak-anak, remaja, orang tuapun mengetahui apa itu musik. Hal ini menunjukkan musik tidak terbatas dan tidak dibatasi, musik untuk semua kalangan dan segala usia. Musik mempunyai genre yang berbeda yang membuat satu kata yang mempesona itu mempunyai banyak variasi.
 Berawal dari pemikiran bahwa musik tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi dan musik juga dapat dinikmati oleh semua kalangan san segala usia, akan mendorong saya untuk mengulas hubungan dari musik dengan matematika.
 Matematika adalah sebuah mat pelajaran yang terkenal dengan kesulitannya dan tidak jarang akan membuat seseorang yang mempelajarinya sampai pusing tujuh keliling jika tidak mendapatkan solusi atas permasalahan matematika. Hal tersebut dapat berdampak buruk kepada otak, hal yang paling mendasar yang akan terjadi pada otak yaitu otak akan menjadi tegang dan dapat menimbulkan stres ringan.
Begitu pentingnya fungsi otak didalam tubuh kita sehingga kita harus menjaga otak serta fikiran kita dengan sebaik-baiknya. Dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak bayi. Bila anak terbiasa mendengar musik yang indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan oleh anak. Tidak saja meningkatkan kognisi anak secara optimal, juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, meningkatkan perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.
 Musik ternyata mampu meningkatkan kecerdasan otak anak. Terbukti apabila seseorang belajar musik sejak kecil maka akan mempengaruhi kepada tingkatan selanjutnya. Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Fakta terbaru menyimpulkan bahwa semua musik berirama tenang dan mengalun lembut dipercaya dapat memberi efek yang baik bagi bayi, dan anak-anak.

Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur: Melody, Ritme, dan Timbre (tone colour).

IQ (Intelegent Quotien), EQ (Emotional Quotien) dan SQ (Spiritual Quotien) berpengaruh sangat besar pada proses perkembangan kecerdasan seorang anak. Pada Musik, IQ, EQ, SQ dapat diibaratkan seperti beat, irama, dan melodi. Anak yang sejak dalam kandungan terbiasa didengarkan musik biasanya kecerdasan emosional dan intelegensinya lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik.

Usia yang cocok bagi anak berlatih musik, yaitu usia 3 atau 4 sampai 6 tahun. Usia tersebut adalah masa yang paling tepat untuk mulai belajar musik, karena masa ini adalah masa terbaik pada perkembangan pendengaran.

Selain itu, pada usia 8-9 tahun, otak kanan dan kiri akan terhubung dan akan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri. Untuk itu apabila diberikan pendidikan musik sebelum anak berusia 8 tahun, maka dapat meningkatkan kecerdasan. Hal ini banyak dibuktikan di negara-negara maju, sehingga musik dipakai sebagai kurikulum pelajaran wajib.

Unsur-unsur musik yang dapat berpengaruh dalam mencerdasan anak antara lain, musik yang mengandung nada pendek dan panjang nilai ketukan (tanda birama), potensi tinggi rendah nada, dinamika, transpla suara (mengukur ketinggian nada dari satu nada ke nada yang lain). Dengan unsur-unsur tersebut anak belajar matematika dan mengekpresikan nada tinggi dan rendah yang berbeda-beda, fantasi, emosi, dan dapat mengontrol emosi.

Dengan demikian, anak yang belajar menyanyi akan menggunakan fantasi otaknya berbeda dengan anak-anak yang belajar bernyanyi. Karena belajar bernyanyi merupakan bagian dari kecerdasan musik dan emosi yang dirangsang sejak usia dini. Selain itu, melalui syair dari lagu-lagu yang sederhana, dapat merangsang untuk mencari kalimat-kalimat yang lain. Seperti lagu yang sederhana yakni balonku ada lima, naik-naik ke puncak gunung, dapat diterapkan lebih meningkat ke lagu-lagu atau instrumen-instrumen sederhana.

Manfaat belajar musik yang akan dirasakan oleh antara lain manfaat bersosialisasi, melatih empati dan menumbuhkan musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan gerakan–gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak, serta melatih gaya belajar anak yang disesuaikan dengan usia anak. Sedangkan alat musik yang direkomendasikan antara lain, organ,guitar,biola atau piano.

Dalam Bidang Biologi dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
"Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai saat ini. Pertama: jaras retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia. Kedua: melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik, dan ketiga: melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain. Seorang peneliti Ira Altschuler mengatakan “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi."http://ultramindpower.blogspot.com/p/efek-musik-pada-manusia.html

Faktanya musik mempunyai manfaat yang berlipat ganda bukan ? Mulai sekarang simpanlah lagu-lagu yang anda sukai, lalu nyalakanlah saat ada bertemu dengan pelajaran matematika yang menakutkan. Jika anda ragu dengan hasilnya lakukanlah pengamatan belajar sebelum menggunakan musik dan setelah menggunakan musik.

Untuk para guru tidak ada salahnya kita mencoba mengajarkan kepada peserta didik dengan cara yang unik dan kreatif menggunakan media musik. Hal ini sudah terbukti di negara maju loh, perlu digaris bawahi negara maju memakai musik sebagai kurikulum pelajaran wajib. 


Start from now,
change your maind and Talk Less Do More!