Senin, 13 Januari 2014

Zero and Fibonacci

Fibonacci


Signifikansi perkembangan matematika pada Abad pertengahan di Eropa seiring dengan lahirnya Leonardo dari Pisa, Italia, yang lebih deikenal dengan julukan Fibonacci (artinya : anak Bonaccio). Bonaccio dendiri berarti anak “anak bodoh”, tetapi dia bukan orang bodoh karena jabatannya adalah seorang konsul yang mewakili Pisa. Jabatan yang dipegang ini membuat dia sering berpergian. Besaman anaknya Leonardo, yang selalu mengikuti kenegara mana pun dia melakukan lawatan.

Fibonacci menulis buku Liber Abaci setelah melakukan kunjungan ke Bugia, suatu kota yang sedang tumbuh di Aljazair. Ketika ayahnya bertugas disana, seorang ahli matematika Arab memperlihatkan kejaiban system bilangan Hindu-Arab. Sistem ini mulai dikenal dengan perang salib. Kalkulasinya tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan notasi (bilangan) Romawi.

Buku Liber Abaci ditulisnya pada 1202 dengan menggunakan apa yang sekarang disebut dengan alajabr dan numeral Hindu-Arabik. Buku ini memberi dampak besar karena memunculkan angka-angka yang dapat menggantikan system Yahudi, Yunani dan Romawi. Pendahuluan buku ini berisi penjelasan cara menentukan jumlah digit dalam satuan numeral dan seterusnya. Juga kalkulasi dengan menggunakan seluruh angka dan pembagian, pecahan, akar, bahkan penyeleseian persamaan garis lurus (linier) dan persamaan kuadrat.
 
Nol, menurut Fibonacci (1180-1250) atau dalam bukunya Liber Abacci, “Apakah nol merupakan sebuah bilangan atau hanyalah sebuah digit saja. Jika tidak masuk kedalam kategori keduanya, buat apa disertakan?”. Masyarakat dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi, dia adalah seorang tokoh yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780.  Jika kaum terpelajar lebih mengenal para ahli matematika Eropa, maka kita juga harus mengenal ilmuwan Muslim yang menjadi rujukan para ahli matematika tersebut. Dunia Barat boleh mengklaim bahwa mereka adalah kawasan sumber ilmu pengetahuan. Namun sejatinya, yang menjadi Gudang Ilmu Pengetahuan adalah kawasan Timur Tengah (kawasan Arab maksudnya, bukan Jawa Timur-Jawa Tengah). Mesopotamia, peradaban tertua dunia ada di kawasan ini juga.
            Nol terus menjadi teka-teki bagi para Ilmuwan saat itu. Nol dapat digunakan sebagai nilai tempat (misal 302,205 dan sebagaimana hal ini berbeda dengan nol pada 3020), atau mewakili sebuah posisi dalam suatu skala suhu ( 0 derajat bukan berati tidak ada suhu) dan lain-lain.
 Berasal dari berbagi sumber .

Source :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar