PAIKEM GEMBROT
PAIKEM GEMBROT mungkin terdengar
begitu aneh, tapi dibalik namanya PAIKEM GEMBROT mempunyai suatu siasat untuk
mengubah cara pengajaran klasikan yang terkesan kuno dan tidak menyenangkan
bagi para peserta didik. PAIKEM GEMBROT mempunyai kepanjangan yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreativ,
Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. PAIKEM GEMBROT adalah suatu strategi
pembelajaran dengan cara yang aktif, inovatif , kreatif, menyenangkan gembira
dan berbobot yang digunakan oleh pengajar supaya peserta didik dapat menerima
pesan yang ingin disampaikan oleh pendidik dengan mudah dan tanpa beban, serta
peserta didik dapat mengolah pesan yang disampaikan sehingga dapat
mengembangkannya dengan caranya sendiri sekreatif mungkin.
PAIKEM
GEMBROT telah diterapkan oleh pendidik disekolah – sekolah sebagai contoh di
SMPN 19 Purworejo. Tokoh penggeraknya adalah Eko Juwi Sarwono, Guru matematika
di sekolah tersebut. Guru kreatif itu menerapkan metode PAIKEM GEMBROT dengan
cara yang unik, beliau memakai barang – barang bekas untuk mendukung niatnya
supaya murid – muridnya dapat menjadi murid yang kreatif dan dapat mengurangi
limbah barang bekas. Barang – barang bekas yang telah dikumpulkan, beliau
rangkai sedemikian rupa sehingga dapat menjadi sebuah alat peraga yang dapat
digunakan untuk bahan bantuan mengajar dalam menyampaikan materi. Setalah dijadikan
bahan ajar lalu bahan ajar tersebut akan dijadikan pajangan dan akan
diganti dalam kurun waktu sekitar 3 bulan kemudian disimpan untuk
diportofoliokan. Kelas ini digunakan pada saat jam matematika. Tempat duduk
sudah diatur untuk metode cooperative learning dan pada saat-saat tertentu
siswa bebas menentukan pola tempat duduk yang mereka sukai termasuk duduk di
lantai.
Kelas
matematika ini dirancang untuk mendekatkan matematika kepada anak-anak. Suasana
matematika sudah tampak dari pajangan di luar kelas, pintu, semua dinding
kelas, langit-langit, dan masih ada beberapa rak di bagian belakang ruang
kelas. Semua pajangan tersebut adalah hasil karya anak. Karya tersebut akhirnya
menjadi media bagi mereka dan menjadi sumber belajar baru. Pengaturan pajangan
dirancang agar anak mudah untuk mengaksesnya.
Pak Eko mengatakan bahwa, “Mencapai target pembelajaran yang maksimal,
guru harus berani ‘gila’ dalam berkreasi dan berinovasi.”
Gambar diambil dari : http://inovasipendidikan.net/dbe5-2.html
Saya telah mengutip beberapa
cara beliau, diantaranya :
1. Dalam pembelajaran matematika dalam materi pelajaran
lingkaran Pak Eko menggunakan media barang – barang bekas seperti CD, kaleng,
botol yang tidak terpakai.
Langkah kerja
:
Pak Eko
membagi murid di satu kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 3 orang. Lalu Pak Eko membagikan soal yang berbeda pada setiap kelompok di
setiap CD, kaleng atau botol.
Contoh soal :
Sebuah CD mempunyai diamater 10cm. Hitunglah jari – jari CD tersebut, lalu
tentukan keliling serta luasnya.
Dengan cara
tersebut murid dihadapkan pada sesuatu mata pelajaran dengan soal yang nyata, cara
itu memudahkan murid untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif serta
murid dapat mengembangkan penyelesaian soal tersebut. Sehingga kesulitan dalam
belajar matematika dapat diperkecil dan murid dapat mengerti pelajaran dengan
mudah tanpa beban karena teori diiringi dengan praktek dapat meningkatkan
ingatan anak lebih panjang dibanding hanya teori saja.
Pak Eko telah menginspirasikan guru-guru lain supaya menerapkan metode
PAIKEM GEMBROT sebagai salah satu strategi jitu yang membuat anak – anak
gembira dalam belajar sehingga dapat memotivasinya dalam peningkatan prestasi
yang memuaskan.
PAIKEM GEMBROT tidak hanya dapat digunakan pada mata pelajaran matematika
saja, PAIKEM GEMBROT juga dapat
digunakan pada semua mata pelajaran, hanya saja guru dituntut untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam menerapkannya. Saya mempunyai kutipan lain yaitu pak
Arief Budi, guru Bahasa Indonesia MTSN Karangmojo.
Banyak guru beranggapan bahwa program DBE3 identik dengan pembelajaran
mahal, padahal saya ternyata mampu berkreasi dengan bungkus mie instan yang menjadi
sampah rumah tangga bisa dijadikan media atau sumber belajar. Barang yang
sederhana dan banyak dijumpai dilingkungan sekitar dan sudah tidak bermanfaat,
ternyata mampu menginspirasi mereka untuk mendalami materi pelajaran.
Dampaknya, anak akan lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya dan akan
melakukan eksplorasi imajinasinya.
Dari dua contoh guru kreatif diatas adlah contoh konkret dalam menerapkan
proses pembelajran yang tepat sasaran tidak terlalu sulit hanya diperlukan
kreatifitas yang tinggi dan inovasi. Semoga dengan adanya metode PAIKEM GEMBROT
ini akan bermunculan banyak Pak Eko dan Pak Arif yang bertujuan untuk
menjadikan murid-murinya terlepas dari kejenuhan dalam belajar dan dapat
meningkatkan prestasi belajar murid menjadi tingkat yang memuaskan.
Referensi
:
http://www.youtube.com/watch?v=6iVo9HUaZq0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar